Namaku
mimpi.
Mungkin
kamu pernah mendengarku diantara celoteh remaja-remaja tanggung yang duduk
bersama di salah satu sudut café. Mungkin kamu juga pernah mendengarku dari
mulut para pengemis yang duduk di pinggir jalan dengan kaki pincang
dibuat-buat. Tak jarang pula para gerombolan eksekutif muda yang baru pulang
kantor juga memperbincangkanku. Terkadang dalam percakapannya yang tak kalian
mengerti, lebah-lebah dan madu, kumbang sari dan putik, kucing dan tikus, kopi
dan teh, mereka semua mengenalku. Aku benar-benar terkenal, tanpa tahu mengapa
mereka semua mengenalku.
Namaku
mimpi.
Aku
bisa menjadi teman baikmu, yang membuatmu berbunga-bunga hingga rasa luka dunia
tak lagi ada. Namun aku bisa pula menjadi musuhmu, yang membuatmu terkadang
berpikir dunia tak layak ditempati. Aku bisa menjadi sebuah sarang keindahan
dimana tembok-tembok perkasa melindungi apapun di dalamnya dari segalaa
kesengsaraan. Namun aku bisa juga menjadi bom nuklir yang menghacurkan segala
yang kau lihat dan kau rasakan, membuatmu sesenggukan di sepertiga malam yang
gelam, yang tak kau sadari.
Namaku
mimpi.
Terkadang
kau begitu membutuhkanku sebagai tempat pelarianmu, bukan? Aku bisa menjadi
tempat persembunyian yang terbaik daripada benteng-benteng kokoh yang dibangun
oleh bangsa penjajah. Aku bisa menyelamatkanmu dari apapun yang kau takuti dan
menggantikannya dengan segala yang kau inginkan yang bahkan tak pernah kau
sadari bahwa kau menginginkannya. Aku bisa menjadi begitu pahlawan bagimu. Tapi
jangan lupa diri.
Namaku
mimpi.
Aku
bisa menjadi begitu buruk bagimu. Menceritakan ketakutan-ketakutan terdalammu,
yang bahkan tak pernah berani kau pikirkan. Aku bisa membeberkan segala aibmu
dalam sebuah potongan film yang kadang pendek dan kadang terlalu panjang, yang
membuatmu menyesal telah mengenalku. Aku bisa memberikan gambaran dari hal-hal mengerikan
yang tidak pernah ingin kau temui. Aku bisa menjadi begitu monster bagimu. Tapi
jangan lupa diri.
Namaku
mimpi.
Aku
terkadang tahu balas budi. Aku bisa membuatmu menjadi apapun yang kau inginkan,
asal kau memeliharaku dengan baik. Namun aku juga bisa menjatuhkamu hingga
dasar yang paling dasar jika kau hanya setengah-setengah memperhatikanku.
Itupun tidak selalu. Ketika kau meneken kontrak denganku, kau harus siap dengan
apapun yang akan kutunjukkan. Kau tidak bisa mendikteku untuk begini atau
begitu. Semuanya tergantung mood
penciptamu. Namun keberadaanku, akan membuatmu menjadi begitu kuat, ataupun
lemah selemah-lemahnya. Berhati-hatilah terhadapku.
Namaku
mimpi.
Aku
bisa membuatmu menjadi manusia. Namun aku juga bisa membuatmu menjadi semangkuk
kolak pisang. Jangan kaget, bisa jadi aku malah membuatmu menjadi buku tulis.
Aku bisa membuatmu menjadi apa saja, tanpa pernah kau sadari.
Namaku
mimpi.
Orang
bilang aku adalah awal dari kehidupan. Jangan salah, aku juga bisa menjadi
akhir kehidupan.
Namaku
mimpi.
Aku
tidak berbekas. Tidak bertanda. Tidak berciri. Tidak mampu kau sadari.
Namaku
mimpi.
Kadang
kau mengira telah terbebas dariku, padahal kau sedang hidup di alamku. Kadang
juga kau merasa sedang bersamaku, padahal aku sedang absen darimu.
Namaku
mimpi.
Kau
tidak pernah bisa menebak kapan akan bertemu denganku. Kau tidak akan bisa
menebak bagaimana suasana hatiku hingga apa yang akan kutampilkan padamu,
apakah kebaikan ataukah keburukan. Kau juga tidak akan bisa membedakan keberadaanku
dan ketiadaanku.
Namaku
mimpi.
Bisa
jadi aku akan mendatangimu malam ini.
Namaku
mimpi.
Saat
kau membaca tulisan ini, bisa jadi aku sedang mendatangimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar