Sabtu, Juli 16, 2011

Aku dan Kamu

'Aku benci ketika kita mulai bertingkah seperti dalam novel fiksi. Tahukah kau, betapa inginnya aku menyapamu sebagaimana yang seharusnya kulakukan?'

Senin, Juli 11, 2011

Untuk kamu, yang tidak tau namaku

Pernah jatuh cinta? Pernah bukan? Pasti pernah.
Jadi, bagaimana rasanya?
Apa rasanya seperti nadimu berhenti berdenyut saat si Dia melintas di depanmu walaupun bahkan Dia tidak memandangmu?
Atau seperti tersengat listrik dan terkena tumpahan zat kimia berbahaya setiap kali telingamu menangkap namanya disebut?
Atau justru nyawamu telah melayang kelain dunia dimana tak ada siapa-siapa selain kamu dan dia setiap kali melihatnya bermain piano?

Seperti itukah rasanya? Seaneh itukah rasanya? Ayo, berceritalah!

Karena aku juga merasakannya. Aku tau semua tentang dia. Kapan hari ulang tahunnya, siapa nama tengahnya, apa makanan kesukaanya, kapan jadwal les pianonya. Aku bahkan membuat jurnal khusus menyangkut apapun tentang si Dia.

Dan aku melakukannya karena cinta, tulus, dan sukarela. Walaupun...yah, walaupun dia bahkan tak tau namaku. Tapi aku tak keberatan. Sama sekali tidak.

Menggelikan, bukan? 
Aku sungguh mempercayainya, bahwa cinta bisa menghilangkan separuh dari akal sehat kita, sahabat.

Ingat tidak, saat aku marah padamu, dan memusuhimu sehari penuh hanya karena kau minta tukar tempat duduk yang membuatku jadi agak jauh dengan si Dia?
Ingat tidak, waktu aku datang ke rumahmu malam malam hanya untuk memintamu mendengarkan ceritaku tentang si Dia?
Ingat tidak, saat aku mentraktirmu makan apapun yang kau mau, hanya supaya kau tidak membongkar kartu As ku tentang si Dia pada semua orang?
Ayolah kawan, kau pasti masih ingat kan? 

Semua tentang Dia, selalu menjadi pembicaraan yang menarik di antara kita. Setidaknya, menarik untukku.
Sangat sangat menarik, sampai sampai hingga saat ini aku masih suka memandangi foto si Dia yang kau curikan dari album entah punya siapa di Uks itu.


Hey, apakah kau percaya, jika kubilang aku masih menyukainya? Tidak percaya? Yah, tentu saja. Aku juga tidak percaya bahwa aku bisa mencintai orang lain selama ini. Sudah delapan tahun bukan? Dan dia masih saja tidak tau namaku.
Apa? Kaubilang apa? Aku adalah seorang pecinta yang payah? Benar sekali. Aku bukan hanya payah. Hey, apa payah disini punya kemiripan makna dengan tolol?
Tapi sudah kubilang bukan, bahwa aku tidak keberatan. Asalkan dia masih tertangkap mataku, aku sudah bahagia.

Karena kita sedang membicarakan 'ini'. Dan 'Ini' adalah tentang aku, dan orang yang kucintai seumur hidupku.

Jumat, Juli 01, 2011

Untittled

Aku hanya ingin mengatakannya dengan sederhana. Sesederhana barisan abjad di surat kabar. Aku tak pandai menggubah lagu. Juga tak pandai merangkai puisi. Itulah sebabnya kau tak pernah percaya. Dan selalu menganggapku bukan apa apa.
'Anda seperti kopi bagi saya. Menenangkan, mengesankan, dan mendebarkan'
~Erin Ireland S~

yang ini versi gue...
'Anda seperti kopi bagi saya. Menenangkan, mendebarkan, sekaligus membuat ketagihan.'
~Paramitha W~
'Satu satunya kategori yang kuyakini benar benar ada hanyalah Fiksi, karena Fiksi mensyaratkan keberadaan pikiranku'
~Rene Descartes~