Sabtu, November 26, 2011

Hanya Sebuah Sajak

Bagaimana aku bisa menerjemahkan segala kecemaanku? Bila tak ada lagi kertas kosong dan penaku telah hilang.
Maka segala ketakutan, juga kebahagiaan, tak bisa lagi terlukiskan. tak bisa tertuliskan. Hanya terpasung di kedalaman jiwa.

Aku masih butuh pena. Dan selembar kertas kosong.

Bukankah nurani dan hati tak selamanya berjalan beriringan? Karena berhati tak sama dengan bernurani. Berjiwa, tak selalu bernurani

Lupakan hatimu, maka nurani akan lebih leluasa. 
Jika nurani menang, dan hatimu berserakan, mungkin itulah yang disebut perpisahan. 

Maka kau adalah manusia. Hanya itu yang perlu kau ingat.

Berikan padaku selembar kertas kosong dan sebuah pena yang tak harus hitam. maka akan kuceritakan tentang perpisahan hati dan nurani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar