Minggu, September 30, 2012

Permainan




Ada yang hilang fajar itu.
Saat kau membisikan puisi tanpa rima
Dan seluruh kota masih terlelap
Kau bilang ini hanyalah permainan
Aku paham bagian itu, bukankah hidup memang permainan?
Yang bisa saja kau tinggalkan jika kau telah bosan?


Aku masih ingat layang-layang yang kita mainkan ketika kecil
Sengaja kau terbangkan tinggi menantang angin
Lalu kau gulung benang ketika kau bosan
Layang-layang jatuh
Terpuruk
Lalu tersangkut pada atap mushola
Tak bisa turun

Aku juga masih ingat petak umpet yang sering kita mainkan
Kau datang seperti api
Mengendap-endap
Lalu menepuk  tugu batu yang kujaga habis-habisan
Kau menang, aku larut dalam permainan
Kali lain masih aku yang berjaga
Kau bersembunyi
Entah dimana
Dan tak kembali hingga senja merona dan bumi memanggilku

Kulihat kau terbang pagi ini
Ketika fajar mulai berlalu dan seisi kota mulai terbangun
Aku bisa saja memanggilmu
Menuangkan teh dalam gelas
Dan memintamu untuk tetap tinggal.

Tapi kau bilang semua ini permainan
Maka seluruh panggilanku adalah permainan

Aku bisa saja menahanmu
Menggandeng tanganmu dengan keseluruhan kuasaku
Tapi bukankah semua hanya permainan?
Maka seluruh kuasaku adalah permainan

Kau pergi
       Aku tinggal
               Kita berpisah jalan
                       Pagi itu, hari itu, Rasa itu

Karena kau bilang ini hanyalah permainan



Sebuah permainan di akhir September

Tidak ada komentar:

Posting Komentar