Selasa, September 11, 2012

yang-tak-pernah-kau-sadari


Namaku mimpi.
Mungkin kamu pernah mendengarku diantara celoteh remaja-remaja tanggung yang duduk bersama di salah satu sudut café. Mungkin kamu juga pernah mendengarku dari mulut para pengemis yang duduk di pinggir jalan dengan kaki pincang dibuat-buat. Tak jarang pula para gerombolan eksekutif muda yang baru pulang kantor juga memperbincangkanku. Terkadang dalam percakapannya yang tak kalian mengerti, lebah-lebah dan madu, kumbang sari dan putik, kucing dan tikus, kopi dan teh, mereka semua mengenalku. Aku benar-benar terkenal, tanpa tahu mengapa mereka semua mengenalku.
Namaku mimpi.
Aku bisa menjadi teman baikmu, yang membuatmu berbunga-bunga hingga rasa luka dunia tak lagi ada. Namun aku bisa pula menjadi musuhmu, yang membuatmu terkadang berpikir dunia tak layak ditempati. Aku bisa menjadi sebuah sarang keindahan dimana tembok-tembok perkasa melindungi apapun di dalamnya dari segalaa kesengsaraan. Namun aku bisa juga menjadi bom nuklir yang menghacurkan segala yang kau lihat dan kau rasakan, membuatmu sesenggukan di sepertiga malam yang gelam, yang tak kau sadari.
Namaku mimpi.
Terkadang kau begitu membutuhkanku sebagai tempat pelarianmu, bukan? Aku bisa menjadi tempat persembunyian yang terbaik daripada benteng-benteng kokoh yang dibangun oleh bangsa penjajah. Aku bisa menyelamatkanmu dari apapun yang kau takuti dan menggantikannya dengan segala yang kau inginkan yang bahkan tak pernah kau sadari bahwa kau menginginkannya. Aku bisa menjadi begitu pahlawan bagimu. Tapi jangan lupa diri.
Namaku mimpi.
Aku bisa menjadi begitu buruk bagimu. Menceritakan ketakutan-ketakutan terdalammu, yang bahkan tak pernah berani kau pikirkan. Aku bisa membeberkan segala aibmu dalam sebuah potongan film yang kadang pendek dan kadang terlalu panjang, yang membuatmu menyesal telah mengenalku. Aku bisa memberikan gambaran dari hal-hal mengerikan yang tidak pernah ingin kau temui. Aku bisa menjadi begitu monster bagimu. Tapi jangan lupa diri.
Namaku mimpi.
Aku terkadang tahu balas budi. Aku bisa membuatmu menjadi apapun yang kau inginkan, asal kau memeliharaku dengan baik. Namun aku juga bisa menjatuhkamu hingga dasar yang paling dasar jika kau hanya setengah-setengah memperhatikanku. Itupun tidak selalu. Ketika kau meneken kontrak denganku, kau harus siap dengan apapun yang akan kutunjukkan. Kau tidak bisa mendikteku untuk begini atau begitu. Semuanya tergantung mood penciptamu. Namun keberadaanku, akan membuatmu menjadi begitu kuat, ataupun lemah selemah-lemahnya. Berhati-hatilah terhadapku.
Namaku mimpi.
Aku bisa membuatmu menjadi manusia. Namun aku juga bisa membuatmu menjadi semangkuk kolak pisang. Jangan kaget, bisa jadi aku malah membuatmu menjadi buku tulis. Aku bisa membuatmu menjadi apa saja, tanpa pernah kau sadari.
Namaku mimpi.
Orang bilang aku adalah awal dari kehidupan. Jangan salah, aku juga bisa menjadi akhir kehidupan.
Namaku mimpi.
Aku tidak berbekas. Tidak bertanda. Tidak berciri. Tidak mampu kau sadari.
Namaku mimpi.
Kadang kau mengira telah terbebas dariku, padahal kau sedang hidup di alamku. Kadang juga kau merasa sedang bersamaku, padahal aku sedang absen darimu.
Namaku mimpi.
Kau tidak pernah bisa menebak kapan akan bertemu denganku. Kau tidak akan bisa menebak bagaimana suasana hatiku hingga apa yang akan kutampilkan padamu, apakah kebaikan ataukah keburukan. Kau juga tidak akan bisa membedakan keberadaanku dan ketiadaanku.
Namaku mimpi.
Bisa jadi aku akan mendatangimu malam ini.
Namaku mimpi.
Saat kau membaca tulisan ini, bisa jadi aku sedang mendatangimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar